Langsung aja deh .. Cekidoott !
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
“MEMPERBAIKI SISTEM REM
PADA MOBIL KIA PICANTO”
PT. KIA MOBIL INDONESIA
Jl.
Dr Rajiman No. 452 A Laweyan, Ska
Disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program praktik industri pada
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
SMK
Negeri 1 Wonosegoro
LOGO SEKOLAH
DISUSUN OLEH :
NAMA : Bayu Aris Munandar
NIS : 1132
KELAS : XI TKR 02
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
WONOSEGORO
BOYOLALI
2013
PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktik Kerja
Industri ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : ……………………..
Tanggal : ……………………..
Wonosegoro,
………………….
Pembimbing DU/DI Guru
Pembimbing


NIP.
Ketua Program Keahlian
Pimpinan DU/DI Teknik Kendaraan Ringan


NIP.
Mengetahui,
Kepala
SMK Negeri 1 Wonosegoro
Suyatna, S. Pd
NIP. 19670512 198903 1 008
ii
MOTTO
1.
Segala yang indah belum tentu baik, tetapi segala yang
baik sudah tentu indah.
2.
Contoh yang baik adalah nasehat terbaik.
3.
Buatlah daftar apa yang harus Anda kerjakan hari ini!
Awali dengan doa dan rasa syukur.
4.
Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan
adalah jalan keluar masalah, bukannya menyalahkan atau menyesalinya.
5.
Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress
adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat.
6.
Hidup ini memang banyak pilihan, namun kamu tak
harus memilih apa yang terlihat terbaik. Pilihlah yang membuatmu bahagia.
7.
Menanamkan kepedihan di ladang kesabaran akan
memetik buah kebahagiaan.
iii
PERSEMBAHAN
Laporan praktek
kerja industry ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Bapak Suyatna, M.Pd
3. Bapak Arif Yulianto, S.Pd
4. Bapak Suhardi, S.Pd
5. Pembaca yang budiman
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja industri (PRAKERIN) ini sebagai persyaratan
kelulusan program teknik kendaraan ringan dengan judul : ”Memperbaiki Sistem
Rem”
Dengan selesainya laporan
praktek kerja industri (PRAKERIN) ini, tak lepas dari bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Suyatna, M. Pd selaku kepala SMK N 1 Wonosegoro
yang telah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi khususnya penulis untuk
melaksanakan Praktek Kerja Industri di luar lingkungan sekolah.
2.
Bapak Arif Yulianto selaku ketua program pendidikan
Teknik Kendaraan Ringan di SMK N 1 Wonosegoro.
3.
Bapak Andri Wibowo selaku direktur di PT. Kia Mobil
Indonesia yang sudah berkenan menyediakan tempat kepada saya untuk melakukan
prakerin ini.
4.
Bapak Agung Manik, selaku pembimbing Prakerin yang
selalu setia memonitoring kami selama melaksanakan Prakerin di PT. KIA Mobil
Indonesia.
5.
Serta tak lupa kepada orang tuaku yang telah memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri
maupun dalam belajar di SMK Negeri 1 Wonosegoro.
Semoga amal kebaikan semua pihak
yang diberikan kapada saya tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT.
Saya menyadari bahwa dalam menulis
laporan PRAKERIN ini masih banyak kekurangan ,mengingat terbatasnya waktu dan
kemampuan saya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhir
kata penulis berharap semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan penulis ucapkan terima kasih.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Wonosegoro,
April 2013
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................ii
MOTTO.................................................................................................iii
PERSEMBAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................vii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................... 1
A.
Latar
belakang prakerin....................................... 1
B.
Rumusan masalah................................................ 2
C.
Tujuan
penulisan.................................................. 2
D.
Metode
penulisan................................................. 2
E.
Manfaat
penulisan................................................ 3
F.
Sistematika
penulisan........................................... 3
BAB II TINJAUAN
UMUM..................................................... 4
A.
Sejarah
perusahaan............................................... 4
B.
Tempat
dan waktu pelaksanaan prakerin………..4
BAB
III TINJAUAN KHUSUS..................................................
6
A.
Dasar teori ........................................................... 6
B.
Kampas rem tromol atau drum brake .................. 6
C.
Bagian bagian Rem Tromol Hidrolik .................. 9
D.
Macam-macam silinder master……………....... 22
E.
Perbaikan rem cakram …………….. …………. 22
BAB IV PENUTUP…………………………………………....... 41
A.
Kesimpulan…………………………………........ 41
B.
Saran-saran…………………………………….... 42
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Prakerin
Praktek kerja industri (prakerin) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari
“link and match”, dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yakni di sekolah
dan di dunia industri.
Upaya dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan sekolah menengah
kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktik di dunia industri
disamping keahlian profesional siswa meningkat sesuai tuntutan kebutuhan dunia
usaha/ dunia industri, juga memiliki etos kerja yang meliputi:
Ø
Kemampuan kerja
Ø
Motivasi kerja
Ø
Inisiatif
Ø
Kreatifitas
Ø
Hasil pekerjaan yang berkualitas
Ø
Disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja
Untuk mendekati perkembangan para siswa peserta prakerin, diperlukan
suatu perangkat yang dapat memberikan informasi tentang kualitas dan jenis
kegiatan praktik siswa. Sebagai laporan kegiatan siswa selama bekerja di dunia industry.
1
B. Rumusan masalah
Dalam penulisan laporan praktek
kerja industri ini tidak lepas dari maksud dan tujuan yang hendak di capai,
terlebih dahulu dirumuskan pokok masalah. Adapun perumusan masalah adalah
sebagai berikut:
· Bagaimana komponen dan cara kerja
sistem rem ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan kerja industri ini penulis mempunyai tujuan :
- Untuk menjelaskan tentang system rem.
- Untuk mengetahui bagaimana cara memperbaiki system rem.
Ø
Tujuan Umum Prakerin
- menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
- Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan dunia industri / dunia usaha.
- Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
- Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
D. Metode penulisan
Metode pengumpulan data dari penulis adalah sebagai berikut :
1.
Metode observasi
Metode yang di laksanakan dengan mengadakan pengamatan baik secara
langsung atau tidak langsung di dalam maupun di luar kerja.
2.
Metode interview
Merupakan metode yang di laksanakan dengan bertanya langsung kepada
narasumbernya, dari wawancara dapat di peroleh bahan yang berkaitan dengan
materi pembuatan laporan.
3. Metode studi pustaka
Merupakan metode yang di laksanakan dengan mencari materi atau browsing
di internet.
2
E. Manfaat Penulisan
Didalam penulisan laporan kerja industri
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui hasil yang penulis
dapat selama empat bulan di tempat prakerin dan pengetahuan yang penulis terima
dari sekolah selama satu setengah tahun. Dan juga agar bisa bermanfaat bagi
teman-teman teknik kendaraan ringan SMK N 1 Wonosegoro serta pembaca. Bagi diri
penulis sendiri untuk mengetahui seberapa banyak ilmu atau pengetahuan yang
telah penulis kuasai sampai saat ini, dan yang terakhir semoga bermanfaat bagi
semua pihak.
F. Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini
akan dibahas mengenai latar belakang prakerin, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II Tinjauan Umum
Dalam bab ini
akan dibahas mengenai sejarah singkat perusahaan, tempat dan waktu pelaksanaan
praktek kerja industri (prakerin), tata tertib perusahaan, dan pemeliharaan
tempat kerja.
Bab III Tinjauan Khusus
Dalam bab ini
akan di bahas kajian teori, jurnal pelaksanaan, dan pembahasan masalah.
Bab IV Penutup
Dalam bab ini berisi tentang
kesimpulan, dan juga saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3
BAB
II
TINJAUAN UMUM
A.
Sejarah Perusahaan
Kia Motors
adalah perusahaan otomotif dunia yang didirikan di Korea
Selatan. Kia Motors juga dimiliki Hyundai Motor Company. Kia Motors masuk ke
Indonesia pada tahun 1999
dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) PT.Kia Mobil Indonesia (KMI).
Kia berdiri
pada tahun 1944 di Seoul Korea Selatan.
Dulunya, Kia memproduksi truk roda tiga. Pada tahun 1992, Kia memproduksi Truk
kecil dengan nama Ceres. Pada tahun 1998, Saat krisis ekonomi, Kia motors
mengalami kebangkrutan . Namun akhirnya bangkit kembali setelah sahamnya dibeli
oleh Hyundai Motors. Sebelumnya, Nama Kia Motors sendiri bernama Asia Motors
(tahun 1986 - 1990)
Kia adalah
singkatan dari "Korean International Automotive" atau "Korea
Industrial Autocar". atau dalam bahasa koreanya adalah Terbit di
Asia"
B. Tempat dan
Waktu pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN)
Tempat praktek kerja industri (Prakerin) penulis adalah PT KIA
MOBIL INDONESIA yang
berada dijalan Jl. AHMAD YANI
NO. 151, SURAKARTA. Telp/Flexi. 0271-8011311 HP. 0813 2959 9515
dan bergerak di Otomotif.
Penulis telah melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) selama kurang
lebih 3 bulan terhitung sejak tanggal 23 Desember 2012 sampai dengan tanggal 23
Maret 2013.
4
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A.
DASAR TEORI
Kampas Rem tromol merupakan salah
satu komponen yang terdapat pada rem kendaraan. Rem mempunyai peranan yang
sangat penting demi keamanan kendaraan itu sendiri, penumpang maupun orang
lain. Oleh karena itu kendaraan harus selalu dilengkapi dengan rem. Rem
berfungsi untuk mengurangikecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
atau untuk memungkinkan parkir ditempat pada tempat yang menurun maupun
menanjak. Prinsip pengereman adalah
dengan cara mengubah energi kinetik menjadi energy panas yang disebabkan oleh
adanya sistem penekanana melawan gerak putar pada 2 objek yang berbeda.
Syarat yang harus dipenuhi oleh
system rem:
1) Dapat bekerja dengan cepat dan
tepat.
2) Kemampuan pengereman dapat
dipercaya.
3) Sederhana dan pemeliharaannya mudah.
1.
Kampas Rem Tromol atau Drum Brake
Kampas
Rem Tromol adalah salah satu komponen dalam rem yang cara menahan kendaraan
dengan menggunakan tromol, sepatu rem dan wheel silinder (silinder roda).
Tipe-tipe
rem tromol menurut silinder roda terhadap sepatu rem :
1) Tipe Leading Trailing
Pada
tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang
akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih
cepat aus dari pada trailing shoe.
Gambar 1. Rem Tromol Tipe Leading Trailing
2) Tipe Two Leading
Tipe
ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki
satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan
mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang
baik.
Gambar
2. Rem Tromol Tipe Two Leading Trailing
3) Tipe Dual Two Leading
Tipe
ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
kendaraan maju maupun mundur.
Gambar 3.Tipe Dual Two
Leading
4) Tipe Uni-Servo
Tipe
ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1
piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem
menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik.
Gambar 4. Rem Tromol Tipe Uni-Servo
5) Tipe Duo-Servo
Tipe
ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh
oleh gerakan kendaraan.
Gambar 5. Rem Tromol Tipe Duo-Servo
C.
BAGIAN-BAGIAN REM TROMOL
a. Tromol
(Drum)
Gambar 6. ReTromol (Drum)
Tromol
adalah bagian rem tromol yang akan bergeserkan dengan sepatu rem sehingga saat
tromol bergesekan kendaraan itu berhenti berputar.
Tromol
rem pada umumnya dibuat dari besi tuang, pada waktu terjadi pengereman suhu
tromol rem antara 200®-300®C, oleh karena itu tromol rem harus mudah
menghantarkan panas. Permukaan tromol yang tidak rata mengakibatkan tromol rem
bergerak pada waktu direm dan getaran tersebut akan diteruskan keseluruh badan
kendaraan.
b. Backing
Plate
Gambar
7. Backing Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk
menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
Terbuat dari plat baja yang
dipress. Backing plate bagian belakang diikat dengan baut pada real
axle housing dan backing plate bagian depan diikat dengan baut pada steering
knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing plate yang mana bila terjadi
pengereman akan bekerja pada backing plate. Selain sepatu rem juga
silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan dipasangkan pada backing
plate.
c.
Silinder Roda (Wheel Cylinder)
Fungsinya adalah untuk menekan
brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda
terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem
tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder
disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan
piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek
tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe
kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.
Silinder
roda terdiri atas body dan piston didalamnya. Piston berguna untuk meneruskan
tekanan hidrolik kekanvas rem sehingga dapat terjadi pengereman, apabila piston
macet karena berkarat maka pengereman tidak akan terjadi.
Cara kerja
silinder roda
Bila
pedal rem diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua
silinder roda, tekanan didalam silinder roda tersebut menekan piston kearah
luar dan selanjutnya piston menekan sepatu rem. Bila pedal dilepas sepatu rem
kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas pengembali.
Gambar
8. Silinder Roda (Wheel Cylinder)
d. Sepatu
Rem (Brake Shoe)
Sepatu Rem berfungsi untuk menahan
putaran tromol rem melalui gesekan. Karena sepatu8 rem harus bergesekan maka
bagian luar direkatkan dengan bahan yang tahan terhadap panas. Bahan ini
biasanya terbuat dari bahan asbes dengan tembaga atau campuran plastic.
Gambar
9. Sepatu rem (Brake Shoe)
e. Pegas
Pengembali (Return Spring)
Pegas Pengembali berfungsi untuk
mengembalikan sepatu rem ke posisi semula (tidak menekan) pada saat
tekanan didalam silinder roda turun yaitu saat pedal rem dilepas.
Gambar
10. Pegas Pengembali (Return Spring)
f. Cara kerja rem tromol
Tidak bekerja
Tidak ada
tekanan hidraulis, torak silinder roda tidak tertekan. tidak terjadi
pengereman.
Bekerja
Tekanan
hidraulis menekan torak silinder roda kanvas menekan tromol.
Gambar
11. Cara Kerja Rem Tromol
Automatic
Adjuster
Biasa juga disebut self adjuster atau
penyetelan otomatis adalah suatu alat yang dapat menyetel jarak antara sepatu
rem dengan tromol rem secara otomatis. Komponen utamanya yaitu, tuas dan batang
yang dihubungkan dengan rachet. Rachet ini dapat menyebutkan perubahan panjang.
Batang dan tuas ini digunakan untuk menahan posiis sepatu rem saat tidak
menekan tromol.
Gambar
12. Automatic Adjuster
Bila celah antara brake shoe dengan tromol
terlalu besar dan ketika pedal diinjak, maka sepatu rem akan tertekan sampai
tertumpu pada tromol. Karena gerakan sepatu rem akan tertekan sampai tertumpu
pada tromol. Karena gerakan sepatu rem lebih besar maka tuas akan terbawa oleh
gerakan sepatu rem. Akibatnya operating lever menggeserkan gigi brake shoe
adjuster.
Bila pedal dilepas, maka sepatu rem akan
kembali ke semula (karena tarikan pegas) sampai sepatu rem tersebut tertahan
oleh tuas dan batang dari brake shoe adjuster.
Gambar
13. Automatic Brake Adjuster
2.
Rem Cakram atau Disc Brake
Rem cakram lahir untuk mengeliminasi kelemahan rem
teromol. Prinsip kerjanya adalah brake pad mencengkeram disc atau
rotor yang berputar dengan kekuatan hidrolik yang disalurkan kaliper rem. Rem
cakram menghasilkan kinerja yang lebih baik dan stabil saat menghentikan
kendaraan
Rem cakram atau disc brake
bayak dipakai di kendaraan bermotor berkecepatan tinggi. Terjadinya gaya
pengereman pada rem cakram adalah akibat gesekan yang dilakukan oleh pad/
bantalan terhadam cakram/ piringan dengan cara menjepit.
Rem cakram memiliki suhu yang lebih dingin,
karena udara luar dapat bersirkulasi secara bebas pada permukaan bidang gesek.
Rotor memiliki lubang-lubang udara yang bisa menyalurkan panas hasil gesekan
secara cepat.
Rem cakram bagian depan relatif lebih
terlindung dibandingkan rem cakram bagian belakang. Debu dan serpihan
kotorannya lebih cepat melekat pada rem cakram belakang akibat lontaran dari
ban depan. Itu sebabnya rem cakram belakang lebih cepat aus daripada rem cakram
belakang. Meskipun demikian, rata-rata mobil sport memakai rem cakram depan dan
belakang karena kinerjanya yang bagus.
Gambar
14. Automatic Brake Adjuster
Keuntungan
:
- Pengereman tetap stabil walaupun dilakukan berkali-kali pada kecepatan tinggi.
- Piringan dapat meradiasi panas dengan baik
- Ekspansi paanas dan pemuaian panas yang terjadi karena gesekan tidak menyebabkan perubahan renggang antara cakram dan pad.
- Konstruksi sederhana
- Jika piringan terkena air maka efek pengereman tetap konstan, hal ini disebabkan air yang menempel pada piringan akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal.
Kerugian :
- Diperlukan tenaga pengereman yang lebih besar
- Debu dan kotoran akan lebih mudah masuk karena system remnya terbuka.
Komponen
utama rem cakram:
a.
Disc
(Cakram)
Umumnya cakram atau piringan terbuat
dari besi tuang dalam bentuk penuh / solid disc maupun berlubang untuk
ventilasi. Tipe cakram lubang ventilasi terdiri dari pasangan pasangan piringan
yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik. Lubang tersebut bertujuan
agar umur brake pad lebih panjang dan tahan lama.
1)
Cakram
penuh (Solid Disc)
a) Digunakan untuk mobil
-
Ukuran
sedang
-
Kecepatan
menengah
b) Pendinginan cukup
c) Harga murah
Gambar
15. Cakram penuh (solid disc)
2)
Cakram
dengan sirip pendingin
a)
Digunakan
untuk mobil
-
Ukuran
berat
-
Kecepatan
tinggi
b)
Pendinginan
lebih baik
c)
Harganya
mahal
Gambar
16. Cakram dengan sirip pendingin
b.
Caliper
Caliper disebut juga dengan cylinder
body, memegang piston piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem
disalurkan ke silinder.
Gambar 17. caliper
Jenis-jenis caliper.
1) Fixed Caliper (Double Piston)
Gambar
18. Fixed Caliper (Double Piston)
Kaliper dipasangkan tepat pada excel atau strut.
Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan caliper dilengkapi dengan
sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston secara
hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat
bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder
rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya
pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk
mengatasi hal tersebut jenis Caliper Fixed ini sudah jarang digunakan.
Ciri-ciri
1) Kaliper terpasang mati pada aksel
2)
Masing-masing sisi caliper terdapat
torak
3) Pad dipasang pada caliper dengan dua buah
pin
Saat pedal diinjak kedua torak akan
bergerak mendorong brake pad.
Kelebihannya
adalah kontruksi sederhana dan murah
Gambar
19. Cara kerja torak
2)
Floating
Caliper (Single Piston)
Gambar
20. Floating Caliper (Single Piston)
Seperti terlihat
pada gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja.
Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan
selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama
tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini menyebabkan caliper
bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya usaha tenaga pengereman.
Konstuksi :
a)
Unit caliper terpasnag menjadi satu dengan rangka.
b)
Unit caliper terpasang pada puter.
c)
Letak kedua balok rem tidak segaris dengan sumbu torak.
c.
Brake
pad
Brake pad biasa dibuat campuran metallic foat dan sedikit
serbuk besi. Tipe ini disebut dengan “semi metallica disc pad”
Pad brake pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal
pad. Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalica plate (anti-squele
shim) dipasang pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat pengereman.
Gambar
21. Brake pad
Menurut mekanisme kerjanya, rem dapat dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
a)
Master Silinder
Gambar
22. Master silinder
Master silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan
hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi
minyak rem, demikian juga piston, dan silinder, yang membangkitkan tekanan
hidraulis
Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem)
master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak
digunakan dibanding tipe tunggal (single type).
Pada master silinder tandem,
sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan
dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu sistem tidak bekerja maka
sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik sehingga pengereman masih bisa
berlangsung.
Macam – Macam Silinder Master :
Ada 3 macam
silinder master :
· Silinder
master satu torak
· Silinder
master dua torak ( jenis tandem )
· Silinder
master port less
1) Silinder
master satu torak
Gambar
23. Master silinder satu torak
Langkah tekan
Tekanan cairan rem terbentuk, setelah sil
karet melewati lubang konvensasi.
Langkah
lepas
Tegangan pegas menekan sil karet
kembali, makan ruang didepan sil karet membesar (vacuum), cairan rem dari
reservoir mengalir keruang kerja. Setelah itu, cairan rem silinder roda (akibat
gerak kembali toraknya) mengalir ke silinder master dan kembali ke reservoir, setelah lubang
kompensasi terbuka.
2) Silinder
master dua torak ( jenis tandem )
Master silinder tandem mempunyai
dua torak (primer dan sekuder) dan dua silinder yang terpisah. Sehingga antara
rem depan dan belakang dapat bekerja sendiri-sendiri. Jenis inilah yang lebih
sering dipakai pada mobil-mobil sekarang. Karena keunggulannya pada keamanan,
yaitu apabila terjadi kebocoran pada salah satu saluran rem, system rem masih
mampu bekerja dengan saluran satunya.
Gambar
24. Master silinder 2 torak
3) Silinder
master port less
Jenis ini hamper sama dengan
jenis master silinder satu torak. Namun tidak ada lubang kompensasi. Lubang
penambahan atau pengisisannya terletak di dasar atau di ujung silinder. Di
lubang pengisiannya terdapat katup pengisian. Katup inilah yang mengatur ada
atau tidaknya tekanan.
Bagian-bagian master silinder
port less :
Gambar
25. Master silinder port less
Cara kerjanya : Bila Anda
menekan pedal rem, itu mendorong pada piston utama melalui linkage. Tekanan
membangun dalam silinder dan garis sebagai pedal rem tertekan lebih jauh.
Tekanan antara primer dan sekunder memaksa piston piston sekunder untuk menekan
cairan dalam rangkaian. Jika rem berfungsi dengan benar, tekanan akan sama di
kedua sirkuit.
Gambar 26. Cara kerja master silinder
Saat
pedal rem diinjak
Torak terdorong kekanan oleh batang dorong pedal kea rah
mendekati dasar silinder. Pegas katup pengisian mendorong katup kea rah saluran
pengisian. Sehingga saluran pengisian tertutup, maka tidak ada hubungan antara
ruang kerja dengan tabung persediaan cairan rem. Torak terus bergerak hingga
cairan rem mengalir ke silinder roda dan selanjutnya tekanan terbangun sesuai
besarnya gaya injak kaki.
4)
Booster
Rem
Tenaga
penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera
dapat menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat
gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar
dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder
(tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider
itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan
truk kecil.
Gambar 27. Boster Body
Boster
rem mempunyai diaprahma yang bekerja dengan adanya perbedaan, tekanan antara
tekanan atmosfir dan kevacuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin.
Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya
pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila
boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang. Dengan
sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi
kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan boster.
Untuk
kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa
vacum karena kevacuman yang terjadi pada manifold pada mesin diesel tidak cukup
kuat. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction
mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi menjadi
bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang di batasi dengan
membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam
ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan
sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.
Gambar 28. Bagian-bagian booster rem
Hubungan
antara booster rem dan master silinder dibuat sedemikian rupa sehingga jika
booster rem tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka tenaga boosternya saja
yang menghilang, sedangkan system pengeremannya tidak berhenti.
Anti
Lock Brake System (ABS)
Jalanan
yang semakin ramai dengan mobil dan pengguna jalan lainnya menuntut adanya
system rem yang dapat memberikan daya servo yang baik. ABS atau Antilock Brake
Sistem adalah suatu system pengatur tekanan rem yang mencegah supaya roda-roda
tidak memblokir/terkunci, walaupun direm dengan gaya penuh pengemudian akan
tetap stabil.
Adapun tujuan ABS secara keseluruhan
adalah :
a) Menghindari penguncian (blokir) roda
pada saat dilakukan pengereman mendadak. Roda mengunci sebentar lalu lepas
secara berulang-ulang dalam tempo yang sangat cepat.
b) Menjamin kestabilan dan pengendalian
kendaraan pada kondisi jalan. (ABS Braking and Steering)
c) Memanfaatkan secara luar biasa
pengereman pada roda-roda dan jalan, demi kestabilan dan pengemudian pada jarak
pengereman yang relative dekat.
d) Beradaptasi secara cepat untuk
mengubah pengereman terhadap kondisi jalan, seperti jalan kering tetapi
kadang-kadang terdapat es yan licin.
e) Tetap stabil dan terkendali sewaktu
kendaraan menikung.
System ABS juga dapat dibedakan
berdasarkan jumlah sensor dan aliran pangatur pada tiap silinder roda. Yaitu :
1) Sistem 2 aliran 2 sensor
2) Sistem 2 aliran 3 sensor
3) Sistem 4 aliran 4 sensor
Gambar
29. System ABS 4 aliran 4 sensor
Roda depan : Masing-masing roda mendapat
tekanan rem sesuai degan besarnya
nilai gesek.
Roda
belakang : Prinsip select row, kedua tekan rem sama.
Setiap
roda diatur sendiri kalau ada system diagonal.
Keuntungan
:
Tidak akan
ada roda yang memblokir. Gaya mengemudi masih penuh.
Mobil
selalu dalam keadaan stabil. Keausan ban kecil.
Kekurangan
:
Rangkaian
komponen lebih komplek dan harga lebih mahal.
Komponen-komponen
ABS.
Gambar 30. Komponen ABS
Keterangan
1. Master
Cylinder 5.
Silinder roda
2. Unit
control tekanan rem 6.
Lamp Indicator
3. Unit
control elektronik 7.
Sensor putaran aksel belakang
4. Sensor
putaran roda
Komponen-komponen
system rem dengan ABS sama dengan system rem konvensional hanya saja dilengkapi
komponen pendukung, yaitu :
a) Unit control hidraulis (Hydrolic
Control Unit)
Unit
control hidrolis atau modulator berfungsi untuk mengubah perintah unit control
elektronik menjadi tekanan hidraulis rem yang diatur. Modulator hidraulis ini
sebagai penghubung hidraulis antara master silinder dan silinder roda. Karena
tempatnya ada di bagian motor, sehingga penghubung hidraulis ke master silinder
dan silinser roda dapat tetap pendek.
Gambar 31. Unit control hidraulis
Unit control hidraulis ini mempunyai komponen utama, yaitu :
1)
Reservoir
fluida
Fluida
pada reservoir juga digunakan untuk system rem secara keseluruhan. Selain itu,
untuk unit control hidraulis dan pompa yang dipergunakan untuk mengatur tekanan
fluida pada system rem.
2)
Motor
listrik dan pompa pengembali
Motor
listrik dan pompa bekerj asecara bersama-sama menyediakan tekanan hidraulis
tinggi untuk akumulator dan mengembalikan fluida ke reserveoir. Bekerjanya
pompa pengembali ini, berdasarkan besarnya arus yang dibangkitkan oleh sensor
kecepatan. Pada umumnya pompa ini bekerja apabila arus yang dibangkitkan oleh
sensor kecepatan roda ke unit control elector sebesar 5 A.
3)
Akumulator
Akumulator
berfungsi untuk menyimpan tekanan hadraulis pada system ABS, untuk menghindari
bila terjadi pengurangan tekanan.
4)
Solenoid
dan katup
Dioperasikan oleh unit control electronik yang
berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis pada rem roda
5)
Katup Penutup dan Piston Control serta
kelengkapannya
Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapan,
berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis dari silinder master ke silinder
roda.
b) Unit Control eletrolik (electronic
control unit)
ECU adalah sebuah singkatan
untuk Electronic Control Unit atau Unit kontrol elektronik yang
berfungsi untuk melakukan optimasi kerjanya mesin
kendaraan,
kadang-kadang disebut juga sebagai Unit kontrol mesin.
Sebagai penerima dan pengolah data komputer yang
diperoleh dari wheel speed sensor dan selanjutnya akan ditentukan besar
kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-masing roda.
Gambar 32. Unit Control eletrolik
Fungsi ECU adalah :
- Menentukan lama penyemprotan bahan bakar.
- Mengontrol saat pengapian yang tepat.
- Mengontrol saat mesin dingin, adanya cold starter.
- Mempertahankan tenaga tetap besar pada RPM rendah, agar tidak terjadi detonasi.
- Untuk mobil matic, ECU ikut mengontrol kecepatan.
- Dan banyak lagi fungsinya. Semakin maju teknologi yang dilengkapkan pada mobil, maka fungsi ECU semakin besar. Merubah dan memanipulasi ECU entah untuk mengiritkan maupun menaikan poser mesin beresiko merusak ECU.
c) Sensor kecepatan roda (Wheel speed
sensor)
Sensor kecepatan roda terdiri dari
piringan sensor bergigi yang diputarkan oleh roda dan sensor. Letak sensor
terhadap piringan sensor bergigi, ujung sensor berhadapan secara langsung pada
piringan sensor. Sensor sendiri dihubungkan dengan magnet permanent yang medan
magnetnya mencakup sampai kepiringan sensor. Apabila piringann sensor berputar
melewati sensor mengakibatkan medan magnet berubah secara teratur. Oleh karena
itu, pada sensor terjadi tegangan induksi yang rendah dan di kirimkan berupa sinyal
kecepatan roda pada ECU. Frekuensi pulsa sesuai kecepatan roda dan unit control
menggunakan sinyal untuk menentukan pengurangan kecepatan yang dapat mengurangi
selip.
Gambar 33. Wheel speed sensor
Jenis-jenis cara pengukuran kecepatan:
Secara umum pengukuran kecepatan terbagi dua cara
yaitu: cara angular dan cara translasi Yang dimaksud dengan pengukuran angular
adalah pengukuran kecepatan rotasi (berputar), sedangkan pengukuran kecepatan
translasi adalah kecepatan gerak lurus beraturan dan kecepatan gerak lurus
tidak beraturan.
d)
Indicator rem ABS
Indicator rem ABS berfungsi sebagai warning /
peringatan kepada pengemudi jika ada kerusakan dalam system ABS.
Gambar 34. Indikator rem ABS
B.
PEMBAHASAN MASALAH
PERBAIKAN REM CAKRAM
Langkah
kerja :
a) Parkir mobil di staal service (car
lift)
b) Pasang cakar-cakar lift pada chasis
mobil.
c) Periksa pemasangan cakar-cakar, jika
kurang pas segera dibenarkan.
d) Jika pemasangan cakar-cakar sudah
benar, aktifkan lift ke atas.
e) Pemeriksaan awal
·
Minta
tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem. Periksa, apakah rem cakram pada
kedua roda bekerja. Lepaskan pedal rem. Periksa, apakah roda dapat berputar
bebas. Jika terdapat sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah.
Gambar 35. Pedal rem
f) Lepas rod amenggunakan kunci roda
·
Control
tebal kanvas rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa balok rem.
Kanvas tidka boleh keluar dari plat dudukannya dan tebal minimal kanvas harus 2
mm.
·
Run
out cakram maksimum 0,1 mm, jika lebih dapat dibubut kembali hingga batas limit
ketebalan cakram. Dudukan dial indicator pada bagian yang tetap (suspense/
casis)
Gambar 36. Run Out Cakram
g) Lepas pengunci caliper
h) Angkat caliper dna lepaskan brake
pad serta penguncinya
Gambar 37. Baut pengunci caliper
·
Periksa
kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Kesimpulan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Banyak sekali sistim pada kendaraan
yang telah saya praktekan dibengkel “KIA MOBIL INDONESIAantara lain adalah
sistim transmisi, sistim suspensi, sistim rem, sistim pengapian, sistim
pendinginan, perbaikan body, kelistrikan dan masih banyak yang lainnya. Penulis
mengambil salah satu sistim yang telah di praktekan yaitu “MEMPERBAIKI
SISTEM REM ” .
Kegiatan prakerin sangat membantu
memperdalam pengetahuan siswa mengenai otomotif dan dunia kerja khususnya.
Kegiatan prakerin juga sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan siswa dan
sebagai sarana perbandingan antara praktek disekolah dengan didunia kerja
secara nyata.
2. Relevensi pelajaran disekolah dengan
dunia kerja
Selama melaksanakan praktek kerja
industri (prakerin). Penulis sedikit mengalami perbedaan pendapat, teori, dan
praktek. Dilihat dari beberapa segi antara lain :
a.
Segi bahasa
Dalam pemaikian bahasa disekolah
masih asli dari pabriknya atau bahsa teknik, sedangkan dibengkel memakai bahasa
umum yang sering dipakai pada bengkel-bengkel lainnya agar hubungan antara
bengkel dan karyawan lancar karena penggunaan bahasa yang digunakan sama.
b. Segi pelayanan
Dalam teori disekolah saat
memperbaiki kendaraan harus sesuai dengan ketentuan dari pabriknya, sedangkan
dibengkel belum tentu sesuai dengan ketentuan dari pabriknya dan terkadang
mengganti komponen dari suatu kendaraan bukan komponen aslinya, hal itulah yang
patut menjadi acuan dari para pelajar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
didunia kerja yang sesungguhnya.
3. Sikap kerja yang harus dimiliki para
mekanik pemula pada saat dibengkel adalah :
a.
Sabar dan teliti
b. Harus bisa menggunakan alat sesuai
fungsinya
c.
Harus bisa mengerti dan biasa
mengerjakan masalah apa yang sedang dihadapi
d. Harus bisa menjaga keselamatan kerja
e.
Efisiensi terhadap waktu
4. Juga harus bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan dibengkel dan menjalin kerja sama yang baik dengan montir,
terutama montir yang sudah senior.
B. Saran-saran
1. Saran untuk sekolah :
a. Melengkapi sarana dan prasarana
untuk praktek disekolah
b. Menyediakan peralatan praktek yang
lebih maju sesuai dengan perkembangan teknologi
c. Mengutamakna guru-guru pengajar yang
lebih handal
d. Pihak sekolah memberikan teori
sejelas-jelasnya dalam pelajaran dan praktek agar siswa dapat menerapkannya
didunia kerja dengan mudah
e. Pihak sekolah mengadakan kerjasama
dengan pihak bengkel/industri untuk memepermudah siswanya dalam melaksanakan
prakerin
f. Pihak sekolah memberikan penambahan
teori mengenai teknologi terbaru yang selama ini sudah berkembang
2. Saran untuk bengkel :
a. Meningkatakn salinan komunikasi
antara siswa praktek kerja industri dan mekanik
b. Kerjasama antara pembimbing dengan
siswa praktek kerja industri senantiasa harus diperhatikan
c. Kelengkapan alat masing-masing
mekanik perlu ditambahkan untuk meningkatkan kemudahan dalam memperbaiki
kendaraan dan siswa yang sedang melaksanakan prakerin juga bisa mempelajarinya
WebRep

Overall rating

