Rabu, 12 Juni 2013

saya akan membuat contoh laporan prakerin (PKL) .. Tentang Sistem Rem
Langsung aja deh .. Cekidoott !




LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
MEMPERBAIKI SISTEM REM PADA MOBIL KIA PICANTO
PT. KIA MOBIL INDONESIA
Jl. Dr Rajiman No. 452 A Laweyan, Ska
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program praktik industri pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
SMK Negeri 1 Wonosegoro

 LOGO SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
                                    NAMA                              :  Bayu Aris Munandar
                                    NIS                                    :  1132
                                    KELAS                             :  XI TKR 02


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 WONOSEGORO
BOYOLALI
2013




PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik Kerja Industri ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari                 : ……………………..
Tanggal           : ……………………..

Wonosegoro, ………………….
Pembimbing DU/DI                                                    Guru Pembimbing



                                                                                   
                                                                                    NIP.

Ketua Program Keahlian
Pimpinan DU/DI                                                         Teknik Kendaraan Ringan



                                                                                         
                                                                                    NIP.

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Wonosegoro



                                                                      Suyatna, S. Pd
                                                         NIP. 19670512 198903 1 008



ii




MOTTO

1.         Segala yang indah belum tentu baik, tetapi segala yang baik sudah tentu indah.
2.         Contoh yang baik adalah nasehat terbaik.
3.         Buatlah daftar apa yang harus Anda kerjakan hari ini! Awali dengan doa dan rasa syukur.
4.         Anda akan menjadi lebih damai bila yang anda pikirkan adalah jalan keluar masalah, bukannya menyalahkan atau menyesalinya.
5.         Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat.
6.         Hidup ini memang banyak pilihan, namun kamu tak harus memilih apa yang terlihat terbaik. Pilihlah yang membuatmu bahagia.
7.         Menanamkan kepedihan di ladang kesabaran akan memetik buah kebahagiaan.


 








 iii



PERSEMBAHAN

Laporan praktek kerja industry ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Bapak Suyatna, M.Pd
3. Bapak Arif Yulianto, S.Pd
4. Bapak Suhardi, S.Pd
5. Pembaca yang budiman


















 iv



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja industri (PRAKERIN) ini sebagai persyaratan kelulusan program teknik kendaraan ringan dengan judul : ”Memperbaiki Sistem Rem”
Dengan selesainya laporan praktek kerja industri (PRAKERIN) ini, tak lepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Suyatna, M. Pd selaku kepala SMK N 1 Wonosegoro yang telah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi khususnya penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri di luar lingkungan sekolah.
2.      Bapak Arif Yulianto selaku ketua program pendidikan Teknik Kendaraan Ringan di SMK N 1 Wonosegoro.
3.      Bapak Andri Wibowo selaku direktur di PT. Kia Mobil Indonesia yang sudah berkenan menyediakan tempat kepada saya untuk melakukan prakerin ini.
4.      Bapak Agung Manik, selaku pembimbing Prakerin yang selalu setia memonitoring kami selama melaksanakan Prakerin di PT. KIA Mobil Indonesia.
5.      Serta tak lupa kepada orang tuaku yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri maupun dalam belajar di SMK Negeri 1 Wonosegoro.
            Semoga amal kebaikan semua pihak yang diberikan kapada saya tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT.
            Saya menyadari bahwa dalam menulis laporan PRAKERIN ini masih banyak kekurangan ,mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan saya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan penulis ucapkan terima kasih.

Waalaikumsalam Wr.Wb
Wonosegoro,       April 2013


                                                                                                           Penyusun




















 v



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................ii
MOTTO.................................................................................................iii
PERSEMBAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................vii
BAB I             PENDAHULUAN......................................................... 1
A.                 Latar belakang prakerin....................................... 1
B.                 Rumusan masalah................................................ 2
C.                 Tujuan penulisan.................................................. 2
D.                 Metode penulisan................................................. 2
E.                 Manfaat penulisan................................................ 3
F.                  Sistematika penulisan........................................... 3

BAB II           TINJAUAN UMUM..................................................... 4
A.                 Sejarah perusahaan............................................... 4
B.                 Tempat dan waktu pelaksanaan prakerin………..4

BAB III          TINJAUAN KHUSUS.................................................. 6
A.                  Dasar teori ........................................................... 6
B.                  Kampas rem tromol atau drum brake .................. 6
C.                  Bagian bagian Rem Tromol Hidrolik .................. 9
D.                  Macam-macam silinder master……………....... 22
E.                  Perbaikan rem cakram …………….. …………. 22

 BAB IV         PENUTUP…………………………………………....... 41
A.                 Kesimpulan…………………………………........ 41
B.                 Saran-saran…………………………………….... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN                                                                   

 vi



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Prakerin
Praktek kerja industri (prakerin) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “link and match”, dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yakni di sekolah dan di dunia industri.
Upaya dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktik di dunia industri disamping keahlian profesional siswa meningkat sesuai tuntutan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri, juga memiliki etos kerja yang meliputi:
Ø  Kemampuan kerja
Ø  Motivasi kerja
Ø  Inisiatif
Ø  Kreatifitas
Ø  Hasil pekerjaan yang berkualitas
Ø  Disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja
Untuk mendekati perkembangan para siswa peserta prakerin, diperlukan suatu perangkat yang dapat memberikan informasi tentang kualitas dan jenis kegiatan praktik siswa. Sebagai laporan kegiatan siswa selama bekerja di dunia industry.

 1


B. Rumusan masalah
Dalam penulisan laporan praktek kerja industri ini tidak lepas dari maksud dan tujuan yang hendak di capai, terlebih dahulu dirumuskan pokok masalah. Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut:
·   Bagaimana komponen dan cara kerja sistem rem ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan kerja industri ini penulis mempunyai tujuan :
  1. Untuk menjelaskan tentang system rem.
  2. Untuk mengetahui bagaimana cara memperbaiki system rem.

Ø   Tujuan Umum Prakerin
    1. menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
    2. Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan dunia industri / dunia usaha.
    3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
    4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

D. Metode penulisan
Metode pengumpulan data dari penulis adalah sebagai berikut :
1.    Metode observasi
Metode yang di laksanakan dengan mengadakan pengamatan baik secara langsung atau tidak langsung di dalam maupun di luar kerja.
2.    Metode interview
Merupakan metode yang di laksanakan dengan bertanya langsung kepada narasumbernya, dari wawancara dapat di peroleh bahan yang berkaitan dengan materi pembuatan laporan.
       3.  Metode studi pustaka
Merupakan metode yang di laksanakan dengan mencari materi atau browsing di internet.


2
 
E. Manfaat Penulisan
Didalam penulisan laporan kerja industri  ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui hasil yang penulis dapat selama empat bulan di tempat prakerin dan pengetahuan yang penulis terima dari sekolah selama satu setengah tahun. Dan juga agar bisa bermanfaat bagi teman-teman teknik kendaraan ringan SMK N 1 Wonosegoro serta pembaca. Bagi diri penulis sendiri untuk mengetahui seberapa banyak ilmu atau pengetahuan yang telah penulis kuasai sampai saat ini, dan yang terakhir semoga bermanfaat bagi semua pihak.


F. Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang prakerin, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II Tinjauan Umum
Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah singkat perusahaan, tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin), tata tertib perusahaan, dan pemeliharaan tempat kerja.
Bab III Tinjauan Khusus
Dalam bab ini akan di bahas kajian teori, jurnal pelaksanaan, dan pembahasan masalah.
Bab IV Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, dan juga saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



 3



BAB II
TINJAUAN UMUM

A.   Sejarah Perusahaan
Kia Motors adalah perusahaan otomotif dunia yang didirikan di Korea Selatan. Kia Motors juga dimiliki Hyundai Motor Company. Kia Motors masuk ke Indonesia pada tahun 1999 dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) PT.Kia Mobil Indonesia (KMI).
Kia berdiri pada tahun 1944 di Seoul Korea Selatan. Dulunya, Kia memproduksi truk roda tiga. Pada tahun 1992, Kia memproduksi Truk kecil dengan nama Ceres. Pada tahun 1998, Saat krisis ekonomi, Kia motors mengalami kebangkrutan . Namun akhirnya bangkit kembali setelah sahamnya dibeli oleh Hyundai Motors. Sebelumnya, Nama Kia Motors sendiri bernama Asia Motors (tahun 1986 - 1990)
Kia adalah singkatan dari "Korean International Automotive" atau "Korea Industrial Autocar". atau dalam bahasa koreanya adalah Terbit di Asia"

B.   Tempat dan Waktu pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN)
Tempat praktek kerja industri (Prakerin) penulis adalah PT KIA MOBIL INDONESIA yang berada dijalan Jl. AHMAD YANI NO. 151, SURAKARTA. Telp/Flexi. 0271-8011311 HP. 0813 2959 9515 dan bergerak di Otomotif. Penulis telah melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) selama kurang lebih 3 bulan terhitung sejak tanggal 23 Desember 2012 sampai dengan tanggal 23 Maret 2013.


 4


BAB III
TINJAUAN KHUSUS


A.    DASAR TEORI
Kampas Rem tromol merupakan salah satu komponen yang terdapat pada rem kendaraan. Rem mempunyai peranan yang sangat penting demi keamanan kendaraan itu sendiri, penumpang maupun orang lain. Oleh karena itu kendaraan harus selalu dilengkapi dengan rem. Rem berfungsi untuk mengurangikecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir ditempat pada tempat yang menurun maupun menanjak. Prinsip  pengereman adalah dengan cara mengubah energi kinetik menjadi energy panas yang disebabkan oleh adanya sistem penekanana melawan gerak putar pada 2 objek yang berbeda.

Syarat yang harus dipenuhi oleh system rem:
1)      Dapat bekerja dengan cepat dan tepat.
2)      Kemampuan pengereman dapat dipercaya.
3)      Sederhana dan pemeliharaannya mudah.

1.      Kampas Rem Tromol atau Drum Brake
                        Kampas Rem Tromol adalah salah satu komponen dalam rem yang cara menahan kendaraan dengan menggunakan tromol, sepatu rem dan wheel silinder (silinder roda).

                        Tipe-tipe rem tromol menurut silinder roda terhadap sepatu rem :
1)      Tipe Leading Trailing
            Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
           
Gambar 1. Rem Tromol Tipe Leading Trailing


2)      Tipe Two Leading
                  Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
     
             Gambar 2. Rem Tromol Tipe Two Leading Trailing
3)      Tipe Dual Two Leading
                  Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.
              Gambar 3.Tipe Dual Two Leading


4)      Tipe Uni-Servo
                  Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan   : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

           
            Gambar 4. Rem Tromol Tipe Uni-Servo
5)      Tipe Duo-Servo
                  Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

        Gambar 5. Rem Tromol Tipe Duo-Servo

C.     BAGIAN-BAGIAN REM TROMOL
a.     Tromol (Drum)
           
                           Gambar 6. ReTromol (Drum)

Tromol adalah bagian rem tromol yang akan bergeserkan dengan sepatu rem sehingga saat tromol bergesekan kendaraan itu berhenti berputar.
Tromol rem pada umumnya dibuat dari besi tuang, pada waktu terjadi pengereman suhu tromol rem antara 200®-300®C, oleh karena itu tromol rem harus mudah menghantarkan panas. Permukaan tromol yang tidak rata mengakibatkan tromol rem bergerak pada waktu direm dan getaran tersebut akan diteruskan keseluruh badan kendaraan.

b.     Backing Plate
           
                        Gambar 7. Backing Plate

Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan diikat dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing plate. Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan dipasangkan pada backing plate.

c.      Silinder Roda (Wheel Cylinder)
Fungsinya adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.
Silinder roda terdiri atas body dan piston didalamnya. Piston berguna untuk meneruskan tekanan hidrolik kekanvas rem sehingga dapat terjadi pengereman, apabila piston macet karena berkarat maka pengereman tidak akan terjadi.

      Cara kerja silinder roda
Bila pedal rem diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua silinder roda, tekanan didalam silinder roda tersebut menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan sepatu rem. Bila pedal dilepas sepatu rem kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas pengembali.
                       
                                    Gambar 8. Silinder Roda (Wheel Cylinder)


d.     Sepatu Rem (Brake Shoe)
Sepatu Rem berfungsi untuk menahan putaran tromol rem melalui gesekan. Karena sepatu8 rem harus bergesekan maka bagian luar direkatkan dengan bahan yang tahan terhadap panas. Bahan ini biasanya terbuat dari bahan asbes dengan tembaga atau campuran plastic.
                       
                                    Gambar 9. Sepatu rem (Brake Shoe)


e.     Pegas Pengembali (Return Spring)
Pegas Pengembali berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem ke posisi semula (tidak menekan) pada saat tekanan didalam silinder roda turun yaitu saat pedal rem dilepas.
                       
                                    Gambar 10. Pegas Pengembali (Return Spring)

f.       Cara kerja rem tromol
Tidak bekerja
Tidak ada tekanan hidraulis, torak silinder roda tidak tertekan. tidak terjadi pengereman.
      Bekerja
Tekanan hidraulis menekan torak silinder roda kanvas menekan tromol.
                 
                                    Gambar 11. Cara Kerja Rem Tromol


Automatic Adjuster
      Biasa juga disebut self adjuster atau penyetelan otomatis adalah suatu alat yang dapat menyetel jarak antara sepatu rem dengan tromol rem secara otomatis. Komponen utamanya yaitu, tuas dan batang yang dihubungkan dengan rachet. Rachet ini dapat menyebutkan perubahan panjang. Batang dan tuas ini digunakan untuk menahan posiis sepatu rem saat tidak menekan tromol.
                             
                              Gambar 12. Automatic Adjuster

      Bila celah antara brake shoe dengan tromol terlalu besar dan ketika pedal diinjak, maka sepatu rem akan tertekan sampai tertumpu pada tromol. Karena gerakan sepatu rem akan tertekan sampai tertumpu pada tromol. Karena gerakan sepatu rem lebih besar maka tuas akan terbawa oleh gerakan sepatu rem. Akibatnya operating lever menggeserkan gigi brake shoe adjuster.

      Bila pedal dilepas, maka sepatu rem akan kembali ke semula (karena tarikan pegas) sampai sepatu rem tersebut tertahan oleh tuas dan batang dari brake shoe adjuster.
                             
                              Gambar 13. Automatic Brake Adjuster

2.      Rem Cakram atau Disc Brake
Rem cakram lahir untuk mengeliminasi kelemahan rem teromol. Prinsip kerjanya adalah brake pad mencengkeram disc atau rotor yang berputar dengan kekuatan hidrolik yang disalurkan kaliper rem. Rem cakram menghasilkan kinerja yang lebih baik dan stabil saat menghentikan kendaraan
Rem cakram atau disc brake bayak dipakai di kendaraan bermotor berkecepatan tinggi. Terjadinya gaya pengereman pada rem cakram adalah akibat gesekan yang dilakukan oleh pad/ bantalan terhadam cakram/ piringan dengan cara menjepit.

Rem cakram memiliki suhu yang lebih dingin, karena udara luar dapat bersirkulasi secara bebas pada permukaan bidang gesek. Rotor memiliki lubang-lubang udara yang bisa menyalurkan panas hasil gesekan secara cepat.
Rem cakram bagian depan relatif lebih terlindung dibandingkan rem cakram bagian belakang. Debu dan serpihan kotorannya lebih cepat melekat pada rem cakram belakang akibat lontaran dari ban depan. Itu sebabnya rem cakram belakang lebih cepat aus daripada rem cakram belakang. Meskipun demikian, rata-rata mobil sport memakai rem cakram depan dan belakang karena kinerjanya yang bagus.
                              Gambar 14. Automatic Brake Adjuster

Keuntungan :
  • Pengereman tetap stabil walaupun dilakukan berkali-kali pada kecepatan tinggi.
  • Piringan dapat meradiasi panas dengan baik
  • Ekspansi paanas dan pemuaian panas yang terjadi karena gesekan tidak menyebabkan perubahan renggang antara cakram dan pad.
  • Konstruksi  sederhana
  • Jika piringan terkena air maka efek pengereman tetap konstan, hal ini disebabkan air yang menempel pada piringan akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal.

Kerugian :
  • Diperlukan tenaga pengereman yang lebih besar
  • Debu dan kotoran akan lebih mudah masuk karena system remnya terbuka.
Komponen utama rem cakram:
a.       Disc (Cakram)
Umumnya cakram atau piringan terbuat dari besi tuang dalam bentuk penuh / solid disc maupun berlubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang ventilasi terdiri dari pasangan pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik. Lubang tersebut bertujuan agar umur brake pad lebih panjang dan tahan lama.
1)      Cakram penuh (Solid Disc)
a)      Digunakan untuk mobil
-          Ukuran sedang
-          Kecepatan menengah
b)      Pendinginan cukup
c)      Harga murah
                                    Gambar 15. Cakram penuh (solid disc)
2)      Cakram dengan sirip pendingin
a)         Digunakan untuk mobil
-          Ukuran berat
-          Kecepatan tinggi
b)        Pendinginan lebih baik
c)         Harganya mahal
  
                                    Gambar 16. Cakram dengan sirip pendingin

b.      Caliper
Caliper disebut juga dengan cylinder body, memegang piston piston dan dilengkapi dengan saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder.
                                                      Gambar 17. caliper
  Jenis-jenis caliper.
1)      Fixed Caliper (Double Piston)
                              Gambar 18. Fixed Caliper (Double Piston)
Kaliper dipasangkan tepat pada excel atau strut. Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat. Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg, menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis Caliper Fixed ini sudah jarang digunakan.
Ciri-ciri
1)   Kaliper terpasang mati pada aksel
2)   Masing-masing sisi caliper terdapat torak
3)   Pad dipasang pada caliper dengan dua buah pin
            Saat pedal diinjak kedua torak akan bergerak mendorong brake pad.
Kelebihannya adalah kontruksi sederhana dan murah
                                    Gambar 19. Cara kerja torak


2)      Floating Caliper (Single Piston)
                                    Gambar 20. Floating Caliper (Single Piston)

Seperti terlihat pada gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc (cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini menyebabkan caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya usaha tenaga pengereman.
Konstuksi :
a)   Unit caliper terpasnag menjadi satu dengan rangka.
b)   Unit caliper terpasang pada puter.
c)   Letak kedua balok rem tidak segaris dengan sumbu torak.


c.       Brake pad
Brake pad biasa dibuat campuran metallic foat dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut dengan “semi metallica disc pad”
Pad brake pad diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pad. Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad.
Pada beberapa pad, penggunaan metalica plate (anti-squele shim) dipasang pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi saat pengereman.
                                                Gambar 21. Brake pad
Menurut mekanisme kerjanya, rem dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :
a)      Master Silinder
                        Gambar 22. Master silinder
Master silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston, dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulis
Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type).
Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan  dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu sistem tidak bekerja maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik sehingga pengereman masih bisa berlangsung.

Macam – Macam Silinder Master :
Ada 3 macam silinder master :
· Silinder master satu torak
· Silinder master dua torak ( jenis tandem )
· Silinder master port less
1)      Silinder master satu torak
     
                                    Gambar 23. Master silinder satu torak
Langkah tekan
Tekanan cairan rem terbentuk, setelah sil karet melewati  lubang konvensasi.
Langkah lepas
            Tegangan pegas menekan sil karet kembali, makan ruang didepan sil karet membesar (vacuum), cairan rem dari reservoir mengalir keruang kerja. Setelah itu, cairan rem silinder roda (akibat gerak kembali toraknya) mengalir ke silinder master  dan kembali ke reservoir, setelah lubang kompensasi terbuka.
2)      Silinder master dua torak ( jenis tandem )
Master silinder tandem mempunyai dua torak (primer dan sekuder) dan dua silinder yang terpisah. Sehingga antara rem depan dan belakang dapat bekerja sendiri-sendiri. Jenis inilah yang lebih sering dipakai pada mobil-mobil sekarang. Karena keunggulannya pada keamanan, yaitu apabila terjadi kebocoran pada salah satu saluran rem, system rem masih mampu bekerja dengan saluran satunya. 
                                    Gambar 24. Master silinder 2 torak


3)      Silinder master port less
Jenis ini hamper sama dengan jenis master silinder satu torak. Namun tidak ada lubang kompensasi. Lubang penambahan atau pengisisannya terletak di dasar atau di ujung silinder. Di lubang pengisiannya terdapat katup pengisian. Katup inilah yang mengatur ada atau tidaknya tekanan.
Bagian-bagian master silinder port less :
                                    Gambar 25. Master silinder port less
Cara kerjanya : Bila Anda menekan pedal rem, itu mendorong pada piston utama melalui linkage. Tekanan membangun dalam silinder dan garis sebagai pedal rem tertekan lebih jauh. Tekanan antara primer dan sekunder memaksa piston piston sekunder untuk menekan cairan dalam rangkaian. Jika rem berfungsi dengan benar, tekanan akan sama di kedua sirkuit.
                                    Gambar 26. Cara kerja master silinder

Saat pedal rem diinjak
Torak terdorong kekanan oleh batang dorong pedal kea rah mendekati dasar silinder. Pegas katup pengisian mendorong katup kea rah saluran pengisian. Sehingga saluran pengisian tertutup, maka tidak ada hubungan antara ruang kerja dengan tabung persediaan cairan rem. Torak terus bergerak hingga cairan rem mengalir ke silinder roda dan selanjutnya tekanan terbangun sesuai besarnya gaya injak kaki.

4)      Booster Rem
Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil.
Gambar 27. Boster Body
Boster rem mempunyai diaprahma yang bekerja dengan adanya perbedaan, tekanan antara tekanan atmosfir dan kevacuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan boster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol. Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang dan masing-masing ruang di batasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup.
Gambar 28. Bagian-bagian booster rem
Hubungan antara booster rem dan master silinder dibuat sedemikian rupa sehingga jika booster rem tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka tenaga boosternya saja yang menghilang, sedangkan system pengeremannya tidak berhenti.




Anti Lock Brake System (ABS)
Jalanan yang semakin ramai dengan mobil dan pengguna jalan lainnya menuntut adanya system rem yang dapat memberikan daya servo yang baik. ABS atau Antilock Brake Sistem adalah suatu system pengatur tekanan rem yang mencegah supaya roda-roda tidak memblokir/terkunci, walaupun direm dengan gaya penuh pengemudian akan tetap stabil.
Adapun tujuan ABS secara keseluruhan adalah :
a)      Menghindari penguncian (blokir) roda pada saat dilakukan pengereman mendadak. Roda mengunci sebentar lalu lepas secara berulang-ulang dalam tempo yang sangat cepat.
b)      Menjamin kestabilan dan pengendalian kendaraan pada kondisi jalan. (ABS Braking and Steering)
c)      Memanfaatkan secara luar biasa pengereman pada roda-roda dan jalan, demi kestabilan dan pengemudian pada jarak pengereman yang relative dekat.
d)     Beradaptasi secara cepat untuk mengubah pengereman terhadap kondisi jalan, seperti jalan kering tetapi kadang-kadang terdapat es yan licin.
e)      Tetap stabil dan terkendali sewaktu kendaraan menikung.
System ABS juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah sensor dan aliran pangatur pada tiap silinder roda. Yaitu :
1)  Sistem 2 aliran 2 sensor
2)  Sistem 2 aliran 3 sensor
3)  Sistem 4 aliran 4 sensor
                                    Gambar 29. System ABS 4 aliran 4 sensor

Roda depan                 : Masing-masing roda mendapat tekanan rem sesuai degan        besarnya nilai gesek.
Roda belakang            :  Prinsip select row, kedua tekan rem sama.
Setiap roda diatur sendiri kalau ada system diagonal.
Keuntungan :
Tidak akan ada roda yang memblokir. Gaya mengemudi masih penuh.
Mobil selalu dalam keadaan stabil. Keausan ban kecil.
Kekurangan :
Rangkaian komponen lebih komplek dan harga lebih mahal.

Komponen-komponen ABS.
                  
       Gambar 30. Komponen ABS

Keterangan
1. Master Cylinder                                          5. Silinder roda
2. Unit control tekanan rem                            6. Lamp Indicator
3. Unit control elektronik                                7. Sensor putaran aksel belakang
4. Sensor putaran roda
Komponen-komponen system rem dengan ABS sama dengan system rem konvensional hanya saja dilengkapi komponen pendukung, yaitu :

a)      Unit control hidraulis (Hydrolic Control Unit)
Unit control hidrolis atau modulator berfungsi untuk mengubah perintah unit control elektronik menjadi tekanan hidraulis rem yang diatur. Modulator hidraulis ini sebagai penghubung hidraulis antara master silinder dan silinder roda. Karena tempatnya ada di bagian motor, sehingga penghubung hidraulis ke master silinder dan silinser roda dapat tetap pendek.
                            
Gambar 31. Unit control hidraulis

Unit control hidraulis ini mempunyai komponen utama, yaitu :
1)      Reservoir fluida
Fluida pada reservoir juga digunakan untuk system rem secara keseluruhan. Selain itu, untuk unit control hidraulis dan pompa yang dipergunakan untuk mengatur tekanan fluida pada system rem.
2)      Motor listrik dan pompa pengembali
Motor listrik dan pompa bekerj asecara bersama-sama menyediakan tekanan hidraulis tinggi untuk akumulator dan mengembalikan fluida ke reserveoir. Bekerjanya pompa pengembali ini, berdasarkan besarnya arus yang dibangkitkan oleh sensor kecepatan. Pada umumnya pompa ini bekerja apabila arus yang dibangkitkan oleh sensor kecepatan roda ke unit control elector sebesar 5 A.
3)      Akumulator
Akumulator berfungsi untuk menyimpan tekanan hadraulis pada system ABS, untuk menghindari bila terjadi pengurangan tekanan.

4)      Solenoid dan katup
Dioperasikan oleh unit control electronik yang berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis pada rem roda

5)      Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapannya
Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapan, berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis dari silinder master ke silinder roda.

b)      Unit Control eletrolik (electronic control unit)
ECU adalah sebuah singkatan untuk Electronic Control Unit atau Unit kontrol elektronik yang berfungsi untuk melakukan optimasi kerjanya mesin kendaraan, kadang-kadang disebut juga sebagai Unit kontrol mesin.
Sebagai penerima dan pengolah data komputer yang diperoleh dari wheel speed sensor dan selanjutnya akan ditentukan besar kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-masing roda.
                                           
Gambar 32. Unit Control eletrolik

Fungsi  ECU adalah :
  1. Menentukan lama penyemprotan bahan bakar.
  2. Mengontrol saat pengapian yang tepat.
  3. Mengontrol saat mesin dingin, adanya cold starter.
  4. Mempertahankan tenaga tetap besar pada RPM rendah, agar tidak terjadi detonasi.
  5. Untuk mobil matic, ECU ikut mengontrol kecepatan.
  6. Dan banyak lagi fungsinya. Semakin maju teknologi yang dilengkapkan pada mobil, maka fungsi ECU semakin besar. Merubah dan memanipulasi ECU entah untuk mengiritkan maupun menaikan poser mesin beresiko merusak ECU.

c)      Sensor kecepatan roda (Wheel speed sensor)
Sensor kecepatan roda terdiri dari piringan sensor bergigi yang diputarkan oleh roda dan sensor. Letak sensor terhadap piringan sensor bergigi, ujung sensor berhadapan secara langsung pada piringan sensor. Sensor sendiri dihubungkan dengan magnet permanent yang medan magnetnya mencakup sampai kepiringan sensor. Apabila piringann sensor berputar melewati sensor mengakibatkan medan magnet berubah secara teratur. Oleh karena itu, pada sensor terjadi tegangan induksi yang rendah dan di kirimkan berupa sinyal kecepatan roda pada ECU. Frekuensi pulsa sesuai kecepatan roda dan unit control menggunakan sinyal untuk menentukan pengurangan kecepatan yang dapat mengurangi selip.
Gambar 33. Wheel speed sensor

Jenis-jenis cara pengukuran kecepatan:
Secara umum pengukuran kecepatan terbagi dua cara yaitu: cara angular dan cara translasi Yang dimaksud dengan pengukuran angular adalah pengukuran kecepatan rotasi (berputar), sedangkan pengukuran kecepatan translasi adalah kecepatan gerak lurus beraturan dan kecepatan gerak lurus tidak beraturan.

d)     Indicator rem ABS
Indicator rem ABS berfungsi sebagai warning / peringatan kepada pengemudi jika ada kerusakan dalam system ABS.
           
Gambar 34. Indikator rem ABS

B.       PEMBAHASAN MASALAH
PERBAIKAN REM CAKRAM
Langkah kerja :
a)      Parkir mobil di staal service (car lift)
b)      Pasang cakar-cakar lift pada chasis mobil.
c)      Periksa pemasangan cakar-cakar, jika kurang pas segera dibenarkan.
d)     Jika pemasangan cakar-cakar sudah benar, aktifkan lift ke atas.
e)      Pemeriksaan awal
·         Minta tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem. Periksa, apakah rem cakram pada kedua roda bekerja. Lepaskan pedal rem. Periksa, apakah roda dapat berputar bebas. Jika terdapat sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah.
Gambar 35. Pedal rem

f)       Lepas rod amenggunakan kunci roda
·         Control tebal kanvas rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa balok rem. Kanvas tidka boleh keluar dari plat dudukannya dan tebal minimal kanvas harus 2 mm.
·         Run out cakram maksimum 0,1 mm, jika lebih dapat dibubut kembali hingga batas limit ketebalan cakram. Dudukan dial indicator pada bagian yang tetap (suspense/ casis)
Gambar 36. Run Out Cakram


g)      Lepas pengunci caliper
h)      Angkat caliper dna lepaskan brake pad serta penguncinya
                                          
Gambar 37. Baut pengunci caliper

·         Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam.



BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
  1. Kesimpulan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Banyak sekali sistim pada kendaraan yang telah saya praktekan dibengkel “KIA MOBIL INDONESIAantara lain adalah sistim transmisi, sistim suspensi, sistim rem, sistim pengapian, sistim pendinginan, perbaikan body, kelistrikan dan masih banyak yang lainnya. Penulis mengambil salah satu sistim yang telah di praktekan yaitu “MEMPERBAIKI SISTEM REM ” .
Kegiatan prakerin sangat membantu memperdalam pengetahuan siswa mengenai otomotif dan dunia kerja khususnya. Kegiatan prakerin juga sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan siswa dan sebagai sarana perbandingan antara praktek disekolah dengan didunia kerja secara nyata.
2.      Relevensi pelajaran disekolah dengan dunia kerja
Selama melaksanakan praktek kerja industri (prakerin). Penulis sedikit mengalami perbedaan pendapat, teori, dan praktek. Dilihat dari beberapa segi antara lain :
a.       Segi bahasa
Dalam pemaikian bahasa disekolah masih asli dari pabriknya atau bahsa teknik, sedangkan dibengkel memakai bahasa umum yang sering dipakai pada bengkel-bengkel lainnya agar hubungan antara bengkel dan karyawan lancar karena penggunaan bahasa yang digunakan sama.
b.      Segi pelayanan
Dalam teori disekolah saat memperbaiki kendaraan harus sesuai dengan ketentuan dari pabriknya, sedangkan dibengkel belum tentu sesuai dengan ketentuan dari pabriknya dan terkadang mengganti komponen dari suatu kendaraan bukan komponen aslinya, hal itulah yang patut menjadi acuan dari para pelajar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan didunia kerja yang sesungguhnya.
3.      Sikap kerja yang harus dimiliki para mekanik pemula pada saat dibengkel adalah :
a.       Sabar dan teliti
b.      Harus bisa menggunakan alat sesuai fungsinya
c.       Harus bisa mengerti dan biasa mengerjakan masalah apa yang sedang dihadapi
d.      Harus bisa menjaga keselamatan kerja
e.       Efisiensi terhadap waktu
4.      Juga harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dibengkel dan menjalin kerja sama yang baik dengan montir, terutama montir yang sudah senior.


B. Saran-saran

1.      Saran untuk sekolah :
a.       Melengkapi sarana dan prasarana untuk praktek disekolah
b.      Menyediakan peralatan praktek yang lebih maju sesuai dengan perkembangan teknologi
c.       Mengutamakna guru-guru pengajar yang lebih handal
d.      Pihak sekolah memberikan teori sejelas-jelasnya dalam pelajaran dan praktek agar siswa dapat menerapkannya didunia kerja dengan mudah
e.       Pihak sekolah mengadakan kerjasama dengan pihak bengkel/industri untuk memepermudah siswanya dalam melaksanakan prakerin
f.       Pihak sekolah memberikan penambahan teori mengenai teknologi terbaru yang selama ini sudah berkembang

2.      Saran untuk bengkel :
a.       Meningkatakn salinan komunikasi antara siswa praktek kerja industri dan mekanik
b.      Kerjasama antara pembimbing dengan siswa praktek kerja industri senantiasa harus diperhatikan
c.       Kelengkapan alat masing-masing mekanik perlu ditambahkan untuk meningkatkan kemudahan dalam memperbaiki kendaraan dan siswa yang sedang melaksanakan prakerin juga bisa mempelajarinya




Overall rating